Kamis, 24 November 2011

Membentuk Band Yang Solid


Sudah bukan hal yang asing lagi kalau saat ini banyak band-band baru bermunculan dan meramaikan kancah persaingan di industri musik Indonesia. Akan tetapi tidak semua band-band itu sukses atau paling tidak bisa bersaing dengan para kompetitornya di industri musik. Kebanyakan hanya booming sesaat dan setelah itu, mereka seperti tenggelam dan bahkan tidak terdengar lagi gaungnya di industri musik Indonesia.

Ada banyak hal yang menyebabkan band-band tersebut tenggelam.
1. Tidak solidnya band tersebut
2. Tidak siap mental untuk menghadapi persaingan dengan band-band lainnya.
3. Persiapan yang terlalu instant
4. Kemampuan individual dari setiap personil yang tidak mumpuni sebagai seorang musisi.

Disini yang akan gw bahas dan garis bawahi adalah solidnya sebuah band. Berbicara tentang solid, solid disini sendiri dapat disama artikan dengan loyal. Yup, loyalitas personil sebuah band terhadap bandnya memang sulit untuk dibangun. Terkadang mereka hanya mengedepankan ambisi untuk bisa dikenal orang dan sukses tanpa melihat hal-hal yang diperlukan sebagai dasar agar band mereka bisa bertahan di tengah-tengah persaingan di dunia musik yang sangat ketat di jaman sekarang ini yakni solidnya band tersebut.
Untuk bisa membentuk sebuah band yang solid bukan hal yang mudah dan tidak bisa dalam waktu yang cepat. Suatu hal yang luar biasa jika suatu band bisa menjadi band yang solid dalam waktu yang cepat. Membentuk sebuah band yang solid tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.

 

Apa yang perlu dilakukan untuk membentuk sebuah band yang solid?
==> Visi dan misi. Samakan dulu persepsi masing-masing personil untuk masa depan band ke depannya. Hal ini yang paling utama harus dilakukan karena dalam band ada beberapa personil dengan beberapa isi kepala yang berbeda dan sudah barang tentu bukan hal yang mudah untuk menyatukannya dalam waktu yang singkat. Bicarakanlah dulu dari hati ke hati antara sesame personil. Keluarkan semua unek-unek dan apa yang menjadi keinginan dan harapan dari masing-masing personil dari band yang dibentuk. Dengan demikian, proses penyatuan dan pencarian jalan tengah untuk menyamakan visi dan misi akan lebih mudah.

==> Ego para personil. Berbicara tentang ego sudah barang tentu bukan hal yang mudah untuk menekannya. Terutama dalam bermusik. Para personil tentu saja harus bisa benar-benar memahami kalau bermain dalam band bukanlah bermain solo. Porsi musikalitas para personil tentu saja harus diseimbangkan satu sama lain. Kalaupun ada yang ingin menonjolkan musikalitasnya harus dibagi secara merata agar tidak ada yang merasa terasingkan dalam permainan musik dari band itu sendiri. Hal seperti ini bisa membuat loyalitas personil berkurang dan pada akhirnya bisa keluar dari band tersebut. Menekan ego juga bukan hanya dalam soal bermain musik, akan tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari seperti berkompromi dengan jadwal latihan dll.

==> Disiplin. Disiplin pada jadwal latihan yang telah ditetapkan bersama dengan cara tidak datang terlambat pada saat jam latihan apalagi sampai tidak hadir pada saat jam latihan tanpa memberi kabar pada personil dan tanpa alasan yang tepat. Disiplin juga pada diri sendiri dengan cara berlatih sendiri dirumah agar pada saat latihan bersama tidak mengganggu jalannya latihan hanya karena kita lupa lirik lagu, lupa chord lagu, dan tidka menguasai jalannya lagu.

==> Kebersamaan dan saling medukung antar personil. Membentuk kebersamaan dengan cara sering-sering kumpul bareng di luar jam latihan agar bisa saling mengerti karakter satu sama lain sehingga dapat menemukan cara saling menghadapi karakter masing-masing. Saling mendukung tidak hanya dalam kegiatan band akan tetapi juga dalam kegiatan diluar band juga dapat membentuk kebersamaan yang kuat. Dengan cara ini maka para personil akan bisa saling menghargai satu sama lain.

==> Keterbukaan antara personil. Jangan takut untuk dikritik dan mengkritik. Memberi kritikan disini adalah dengan cara memberi kritikan yang membangun, contohnya “Kamu memainkan part itu sudah bagus, akan tetapi, lebih bagus lagi kalau kamu memainkannya seperti ini.” Jangan menggunakan kata-kata “kamu salah memainkannya” dan kata-kata sejenis karena hal ini dapat membuat mental personil yang dikritik menjadi down. Menerima kritikan adalah hal yang lebih bagus lagi. Membuat kritikan itu sebagai pemicu untuk bisa bermain lebih bagus lagi adalah hal yang lebih baik ketimbang membalas kritikan dengan argument yang ujung-ujungnya bisa menimbulkan perselisihan dalam band.

==> Loyal dan yakin terhadap band sendiri. Hal terakhir adalah hal utama yang penting. Kita harus yakin pada band kita sendiri kalau band kita bisa sukses seperti band-band lain yang sudah lebih dulu sukses. Jangan hanya karena ada tawaran lain yang lebih menggiurkan kita meninggalkan band kita begitu saja. Kalaupun ada tawaran lain dan kita ingin menerimanya hendaklah dibicarakan dahulu dengan personil yang lain dan mencari jalan tengahnya agar tidak memberi dampak negative bagi kedua belah pihak.

Demikianlah tips yang bisa gw bagi teman-teman yang ingin membentuk band. Yang perlu diingat adalah ngeband adalah bukan hanya sekedar untuk menjadi terkenal akan tetapi juga berbicara mengenai bagaiman kita menyajikan esensi musik yang baik terhadap pendengar. Salam musik!

sumber gambar : google

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...